Sabtu, 20 Oktober 2018

Budidaya Ikan Lele Pakai Pupuk Nasa

Paket Pupuk Nasa Budidaya Lele


ISI PAKET :

1 BOTOL TON 250 gram
1 BOTOL VITERNA PLUS 500 cc
1 BOTOL POCNASA 500 cc
1 BOTOL HORMONIK 100 cc

PENDAHULUAN

Usaha budidaya ternak lele menjadi salah satu usaha yang mulai banyak dilirik oleh masyarakat. Karena lele merupakan jenis ikan yang memiliki banyak peminat, karena daging lele yang gurih, empuk dan tidak memiliki banyak duri. Harga ikan lele segar yang tergolong murah, menjadikan lele dapat dinikmati oleh semua kalangan. PT Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu para petani lele dengan menyajikan Paket Budidaya Lele yang lebih mengedepankan hasil panen ikan lele dari segi kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kesehatan lingkungan (Aspek K-3).

PEMBENIHAN LELE

Pembenihan lele dapat dilakukan sendiri secara kontinyu oleh pembudidaya untuk menghasilkan benih dengan kualitas yang bagus. Tahap ini dimulai dari mengawinkan induk jantan dan induk betina pada kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele memiliki prospek yang bagus dengan semakin tingginya konsumsi lele dan banyaknya usaha pembesaran lele.

SISTEM PEMBENIHAN LELE

Ada 3 sistem pembenihan lele, yaitu :
  • Sistem massal
Menempatkan lele jantan dan lele betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu.
  • Sistem pasangan
Dilakukan dengan menempatkan induk betina dan jantan pada satu kolam khusus.
  • Pembenihan sistem suntik
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan menggunakan suntikan ekstrak kelenjar hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar.

PEMBUATAN KOLAM


Ada dua macam tipe kolam untuk lele yaitu baik dan kolam galian. Pemilihan tipe kolam disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik tipe baik maupun tipe kolam galian, pembenihan lele harus mempunyai :
  • Kolam tandon
Mendapatkan masukan air langsung dari sumber air. berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
  • Kolam pemijahan
Kolam ini merupakan tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari batu bata atau ijuk untuk tempat hubungan induk jantan dan betina.
  • Kolam pendederan
Kolam ini berfungsi untuk membesarkan anakan lele yang telah menetas. Anak lele yang telah menetas yang berumur sekitar 3-4 hari mulai dipindahkan ke kolam ini karena anakan mulai membutuhkan pakan.

PEMILIHAN INDUK

  1. Induk jantan
  • Tulang kepalanya berbentuk pipih
  • Warna badan lebih gelap
  • Gerakan lebih lincah
  • Perut ramping, tidak lebih besar daripada punggung
  • Alat kelamin berbentuk runcing
  1. Induk betina
  • Tulang kepalanya berbentuk cembung
  • Warna badan lebih cerah
  • Gerakannya cenderung lambang
  • Perut mengembang, lebih besar daripada punggung
  • Alat kelamin berbentuk bulat

PERSIAPAN KOLAM

  • Pengeringan, bertujuan untuk membersihkan kolam dan mematikan bibit penyakit yang terikat oleh partikel tanah.
  • Pengapuran, dilakukan menggunakan kapur dolomit dengan dosis 60 gram per meter persegi untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati saat proses pengeringan.
  • Gunakan TON Tambak Organik Nusantara untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil dari pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya. TON digunakan dengan dosis 5 botol TON per ha atau 2 sdm per 100 meter persegi.
  • Pemasukan air. air dimasukkan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.

PEMIJAHAN LELE

Pemijahan yaitu proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel sperma dan sel telur. Sel telur yang dibuahi akan menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas dan menjadi anakan lele.

PEMINDAHAN BIBIT LELE

  • Air di sarang pemijahan dikurangi hingga tersisa setinggi 10-20 cm.
  • Siapkan tempat penampungan dengan baskom yang diisi dengan air di sarang.
  • Samakan suhu pada kedua kolam.
  • Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan gelas atau piring
  • Pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari.

PENDEDERAN LELE

Pendederan lele adalah kegiatan pembesaran lele hingga berukuran siap jual, yaitu sekitar 5-7 cm, 7-9 cm dan 9-12 cm. Setiap ukuran lele memiliki harga jual yang berbeda. Pada kolam pendederan, permukaannya diberi penutup dari plastik atau tanaman pelindung seperti eceng gondok untuk mencegah naiknya suhu air yang dapat menyebabkan lele mudah stres.

PAKAN LELE

Pakan anakan lele, berupa :
  • Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil, sebaiknya dikonsumsi pada umur dibawah 3-4 hari.
  • Pakan buatan untuk umur diatas 3-4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi terutama kadar proteinnya.
  • Untuk menambah nutrisi pakan yang lengkap, campurkan POC Nasa dan Viterna dengan dosis 1-2 cc per kg pakan ditambah air secukupnya. Produk tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, vitamin, dan protein dalam jumlah yang optimal.

MANAJEMEN AIR

  • Ukuran kualitas air jika dinilai secara fisik :
  • Air harus bersih
  • Berwarna hijau cerah
  • Transparansi air dalam ukuran sedang yaitu 30-40 cm
  • Ukuran kualitas air secara kimia :
  • Bebas senyawa beracun seperti amoniak
  • Memiliki suhu optimal 22-26ÂșC
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang baik, gunakan pupuk TON,.TON mengandung unsur-unsur mineral penting, protein lemak, karbohidrat dan asam humat yang mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan.



MANAJEMEN KESEHATAN LELE

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika memiliki ketahanan tubuh yang baik. Anakan lele yang sakit kebanyakan besar disebabkan oleh kondisi air yang jelek sehingga memicu tumbuhnya jamur, protozoa, bakteri dan sebagainya yang menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang menyerang ikan lele. Maka dalam manajemen kesehatan pembenihan lele, yang paling penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian pakan yang lengkap dengan nutrisi dan vitamin.
Dalam kedua hal tersebut, peranan TON,POC NASA,HORMONIK dan VITERNA sangat penting. Tetapi jika anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit yang disebabkan dari infeksi bakteri atau jamur, diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Tentunya, obat harus digunakan dengan hati-hati sesuai dengan dosis dan aturan.
Demikian uraian mengenai teknik budidaya lele dengan teknologi NASA. Dapatkan Paket Pupuk Budidaya Lele hanya dari distributor resmi PT Natural Nusantara

Untuk Konsultasi dan Pemesanan Paket Silahkan Hubungi Kami;

Call/Wa; 0813-8871-6363





Senin, 27 Agustus 2018

POC NASA Pupuk Organik Cair Nasa DISTRIBUTOR PUPUK ORGANIK NASA

                 MANFAAT dan KANDUNGAN Pupuk Organik Cair NASA,POC NASA




POC-NASA adalah Pupuk Organik Cair produksi PT Natural Nusantara (NASA). Formula ini dirancang secara khusus terutama untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lengkap pada tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan-bahan organik dengan fungsi multiguna :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta kelestarian (aspek K-3 : Kuantitas Kualitas- Kelestarian).
2. Menjadikan tanah yang keras berangsur angsur menjadi gembur.
3. Melarutkan sisa pupuk kimia di tanah (dapat dimanfaatkan tanaman).
4. Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap.
5. Dapat mengurangi penggunaan Urea, SP 36 dan KCl + 12,5% 25%.
6. Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang.
7. Memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah( mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin).
8. Membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum dll).
9. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit.
10. Meningkatkan bobot unggas (ayam, Bebek, dll), ternak besar (sapi, kambing dll), ikan serta udanag .
11. Meningkatkan nafsu makan unggas, ternak dan ikan/udang.
12. Membantu pembentukan pakan alami ikan dan udang (plankton).
Kandungan :
N 0.12 %, P2O5 0.03 %, K 0.31 %, Ca 60.40 ppm, S 0.12 %, Mg 16.88 ppm, Cl 0.29 %, Mn 2.46 ppm, Fe 12.89 ppm, Cu < 0.03 ppm, Zn 4.71 ppm, Na 0.15 %, B 60.84 ppm, Si 0.01 %, Co < 0.05 ppm, Al 6.38 ppm, NaCl 0.98 %, Se 0.11 ppm, As 0.11 ppm, Cr < 0.06 ppm, Mo < 0.2 ppm, V < 0.04 ppm, SO4 0.35 %, C/N ratio 0.86 %, ph 7.5, Lemak 0.44 %, Protein 0.72 %
Kandungan Lain :
Asam-asam organik (Humat 0,01%, Vulvat, dll)
Zat Pemicu Tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin.
Untuk hasil yang lebih optimal, sangat bagus jika dalam aplikasi dipadukan dengan HORMONIK.


Rabu, 23 Mei 2018

BUDIDAYA JAHE NASA


Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia Pasifik, tanaman jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan sefamili dengan tanaman kunyit, kencur, temu lawak, dan lengkuas. Apalagi dengan penggunaan PUPUK ORGANIK NASA dari awal olah tanah sampai panen jahe. Pupuk Organik Nasa juga telah terbukti sama petani jahe bahwa mampu membantu dalam penggemburan tanah. Saat ini jahe telah menjadi salah satu komoditas ekspor dengan harga dan permintaan yang cukup tinggi.

Jenis Tanaman Jahe :

Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe terbagi menjadi 3 varietas, yaitu:
1. Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum).
  • Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, dengan diameter 42 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang 123 s/d 126 mm.
  • Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri 2,58 s/d 3,9%, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
2. Jahe putih/kuning besar (Zingiber officinale var. officinarum) atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
  • Rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan diameter 48 s/d 85 mm, tinggi 62 s/d 113 mm, dan panjang 158 s/d 327 mm.
  • Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya.
  • Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Minyak astiri di dalam rimpang 0,82 – 2,8%.
3. Jahe putih/kuning kecil (Zingiber officinale var. amarum) atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
  • Ruasnya kecil, diameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm, panjang 61 s/d 317 mm, agak rata sampai agak sedikit menggembung.
  • Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
  • Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah (1,50 s/d 3,5 %), sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi.
  • Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

Syarat Tumbuh Tanaman Jahe :

1. Iklim
  • Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
  • Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari dengan intensitas cahaya matahari 70 – 100% atau agak ternaungi sampai terbuka.
  • Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
2. Ketinggian Tempat
  1. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl.
  2. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 – 900 m dpl.
3. Media Tanam
  • Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
  • Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
  • Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk dilakukan pembuatan teras, teras bangku sangat dianjurkan bila kemiringan lereng cukup curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencucian lahan yang mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, dan benih jahe hanyut terbawa arus.
  • Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.

Budidaya Tanaman Jahe

PEMBIBITAN

  • Persyaratan Bibit Jahe :
  1. Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.
  2. Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
  3. Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
  4. Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
  •  Teknik Penyemaian Bibit Jahe :
  1. Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam.
  2. Bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
  3. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan bedengan atau dengan.
Adapun teknik penyemaian sbb :
  1.  Penyemaian pada peti kayu
  • Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
  • Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari.
  • Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan.
  • Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu.
  • Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut : pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
2. Penyemaian pada bedengan
  • Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha).
  • Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm.
  • Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami.
  • Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas.
  • Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
  • Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.

PENGOLAHAN TANAH

  • Pembukaan Lahan
  1. Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk.
  2. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
  3. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
  •  Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
  •  Pengapuran
  1. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap.
  2. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.
  3. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
  4. Tanah yang memiliki derajat keasaman < 4 (paling asam) dibutuhkan dolomit minimal sebanyak 10 ton/ha. Sedangkan tanah yang memiliki derajat keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5.5 ton/ha; serta yang memiliki derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0.8 ton/ha.

 PENANAMAN JAHE

  • Pada bedengan dibuat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 – 7 cm. Bibit jahe ditanam pada lubang-lubang tersebut dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.

 PEMELIHARAAN TANAMAN

  • Penyiangan gulma
  1. Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
  • Penyulaman
  1. Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.
  •  Pembumbunan
  1. Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
  2. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah.
  3. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
  4. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air.
  5. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
  • Pengendalian organisme pengganggu tanaman
  1. Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan.
  2. Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum).
  3. Penggunaan Produk Nasa yang berupa Natural Glio + pupuk kandang yang mana telah terbukti mampu mengurahi serangan hama layu pada tanaman jahe.
  4. Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkanoleh cendawan (Phyllosticta sp.).
  5. Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin.
  6. Serangan hama dapat di tekan dengan olah tanah yang baik yaitu dengan penggunaan pupuk makro + mikro yang berimbang. Dengan pemakaian Pupuk Organik Nasa yang berupa POC NASA+ SUPER NASA+ HORMONIK dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
  7. Serta Penggunaan pestisida organik nasa yang berupa PESTONA,NATURAL GLIO,BVR yang telah terbukti bagi para petani jahe mampu menekan angka serangan hama pada tanaman jahe mereka.
  • Pemupukan
  1. Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan).
  2. Pupuk  yang digunakan adalah pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
  3. Atau dengan perawatan sangat sederhana yakni  NPK + Supernasa + Supernasa Granule yang dikocorkan dibibit yang ditanam di luasan lahan ±1000 meter / 1700 titik )  masing-masing  2 gelas per  titik tanam  setiap 2 minggu sekali selama masa pertumbuhan  kurang lebih 3 bulan.

 PANEN

  • Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri.
  • Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.
  • Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
  • Pemanenan jahe dilakukan dengan cara tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
  • Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
Demikian uraian penjelasan dari kami tentang budidaya jahe menggunakan Produk organik Nasa semoga bisa dijadikan acuan bagi Anda.

Selasa, 22 Mei 2018

PUPUK ORGANIK GREENSTAR NASA

PUPUK ORGANIK GREENSTAR




Pupuk Organik GREENSTAR merupakan terobosan teknologi modern (pupuk organik berbentuk serbuk). GREENSTAR murni terbuat dari bahan - bahan alami berkualitas.GREENSTAR mengandung lengkap unsur hara makro dan mikro, serta diperkaya hormon/zat pengatur tumbuh (Giberelin, Sitokinin, Auksin), enzym dan asam-asam organik. Penggunaan GREENSTAR, pupuk makro (NPK) bisa dikurangi + 25% (jika tidak dikurangi lebih baik).



Pupuk Organik GREENSTAR dapat diaplikasikan pada tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman hias dan juga untuk pembibitan. GREENSTAR meningkatkan produktivitas secara kuantitas dan kualitas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan/tanah (Aspek K-3). GREENSTAR dikemas unik, aplikasi lebih praktis dengan hasil panen melimpah.